Hikmah Kemerdekaan Republik Indonesia
Oleh : H. Marhadi Muhayar, Lc., M.A.
إِنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ
بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى أَيْضًا: يَا أَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ
الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً
سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّا بَعْدُ؛
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah…
Pada saat
Republik ini lahir dengan mukaddimah UUD 1945nya, yang ketika itu masih berbunyi “Negara berdasarkan ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya’
jadi ketika diproklamirkan masih seperti itu kalimah dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya masih tercantum. Baru pada
keesokan harinya pada tanggal 18 Agusatus 1945, apa yang di kenal dengan 7 kata
( dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya ) itu kemudian di
hapus, ini merupakan awal malapetaka, sejak itu kemudian digantilah dengan
berdasarkan Ketuhanan yang maha esa.
60 tahun dengan 6 presiden, mulai dari presiden Soekarno,
Soeharto, BJ Habibie, Gusdur, Megawati, Susilo Bambang Yudoyono. Ada sesuatu
yang perlu kita ambil hikmah dari perjalanan panjang 6 dasa warsa itu, Apa yang
kurang dari sosok presiden Soekarno ?, Dia berhasil mengangkat martabat bangsa
ini di forum internsaional, dia menampilkan diri sebagai seorang pemimpin yang
revolusioner, membawa bangsa ini ke panggung sejarah. Di selengarakannya
konfrensi Asia Afrika. Kemudian konnfrensi ini menjadi pendorong kemerdekaan
negara-negara di Asia Afrika. Besar jasanya bung Karno bagi negara ini, tapi
kekeliruannyapun tidak luput dari sejarah. Dari seorang tokoh yang demokrat
ketika pemerintahan yang parlementer dari 1945-1959. Pemerintahan kita berjalan
dengan meletakan kedaulatan di atas tangan rakyat. Tapi dari tahun 1959-1965
beliau tampil sebagai sosok yang bukan demokrat, tapi beliau terkesan menguasai
semua kekuasaan kenegaraan. Ada yang menyebut beliau berubah dari seorang
demokrat menjadi diktator. Ahirnya takdir Allah berlaku. Bung karno tumbang
sesudah terjadinya peristiwa G 30 SPKI. Ketika beliau berkuasa teman-teman
sejawatnya banyak yang di tangkap dan di jebloskan ke penjara. Pancasila
kemudian di peras –peras menjadi trisila, dari trisila menjadi ekasila,
porosnya Nasakom, kemudian nasakom sampai-sampai dinyanyikan oleh anak-anak di
sekolah rakyat, “ nasakom jiwaku “ lahir undang-undang Subversi dan sebagainya.
Ahirnya bung Karno seolah-olah berada di atas hukum. Seharusnya suatu negara
berada dengan memberlakukan The rule of the law tapi yang berlaku the law of
the rule. Jadi sang penguasa berada di atas hukum bukan hukum di atas penguasa.
Inilah awal sejarah bangsa tentang jatuhnya seorang presiden dari kursinya.
Kemudian naiklah presiden Soeharto. Pak Hartopun pada awal
pemerintahannya sangat demokratis, memperhatikan aspirasi-aspirasi rakyatnya.
Pembangunanpun berhasil meskipun meninggalkan hutang yang tidak kecil, tapi
rakyat menikmati hasil pembangunan. Tetapi badai menerpa Indonesia. Kita
mengalami krisis moneter tahun 1997, di susul dengan krisis ekonomi kemudian krisis politik dan ahirnya krisis
kepemimpinan nasional. Kembali kita menyaksikan sejarah tumbangnya seorang
presiden. Pak Harto tumbang dan digantikan oleh Presiden Habi bie. Berapa lama
Bung Karno berkuasa ? Bung karno berkuasa selama 21 tahuin, Pak Harto berkuasa
selama 32 tahun, kalau sekarang negara kita akan 60 tahun, maka 53 tahun
kekuasaan hanya di tangan dua sosok presiden, sisa tujuh tahun. Habibie 518
hari, Gusdur tidak sampai 22 bulan selebihnya Megawati dan Susilo. Pak Susilo
pemerintahannya belum genap satu tahun, nanti pada 20 Oktober baru genap satu
tahun. Inilah sejarah perjalanan suatu bangsa. Rakyat belum menikmati secara
merata pembangunan-pembangunan baik di pusat maupun di daerah-daerah. Lebih
dari 40 juta hidup dibawah garis kemiskinan,
SDM kita rendah tarap pendidikan kita rendah, SDM kita peringkat 77
bandingkan dengan vietnam peringkat 76. Malaysia peringkat 45 dan Singapura
peringkat 35 negara kita jauh tertinggal. Yang sangat memprihatinkan kita
justru pada hal-hal buruk Indonesia berada di depan, contohnya pornograpi
indonesia menempati posisi ke dua menurut The
asosiated press setelah swedia. Aborsi Indonesia sangat tinggi, setiap
tahun sangat tinggi, setiap tahun Aborsi diperkirakan mencapai 3 juta jiwa dan
20 % pelakunya puteri-puteri remaja yang belum menikah. Korupsi kita parah
sekali, untuk tingkat Asia kita nomor satu, untuk tingkat dunia kita peringkat
ke lima. Itulah sebabnya presiden SBY bertekad untuk mengurangi korupsi dan
tidak ada hentinya kata beliau untuk memberantas korupsi, saya rasa rakyat akan
memberikan dukungan penuh dalam upaya-upaya menjadikan pemerintahan ini bersih
dari korupsi
Ketika berbicara tentang kekuasaan, ada satu Amanah Allah
di dalam Al-Qur’an yang merupakan ciri seorang mukmin yaitu Amanah. Kekuasaan
itu Amanah, salah satu kriteria Mukmin Allah tegaskan dalam QS.Al- Mukminun : “Walladziinahum
liamaanatihim wa’ahdihim raa’uun”
Apa yang
di sebut Mukmin itu ? Salah satu cirinya adalah orang
–orang yang memelihara amanah yang dipikulnya dan janji-janjinya. Kekuasaan itu
amanah. Presiden kita yang dulu tumbang, baik Bung Karno, Pak Harto,Abdurrahman
Wahid, tidak lepas dari firman Allah tadi, marilah kita renungkan, kalau semua
birokrat kita sadar akan amanah, mulai dari presiden sampai ketua RT mau
memegang amanah, Subhanallah Indonesia akan menjadi Negara makmur dan
sejahtera. Salah satu ciri Iman dan takwa adalah Amanah, sebagaimana firman
firman Allah :
“ Walau anna ahlal quro aamanu wattakau lafatahna alaihim barokatim minassamaai
wal ardi, walakin kadzzabu fa akhodathum bimaa kaanuu yaksibuun.”
Seandainya penduduk negeri ini
beriman dan bertakwa, sungguh akan aku
limpahkan berkah dari langit dan bumi, tetapi jika mereka dustakan
firman-firman kami, maka akan kami siksa mereka sesuai dengan apa yang mereka
kerjakan.
Memelihara hidup yang bersih dari
korupsi, sogok, suap menyuap. Lihatlah berapa Gubernur dalam proses peradilan,
berapa orang dari kalangan DPR di beberapa daerah juga sedang di adili. Kita
menyaksikan KPU dari mulai ketuanya sampai ke bawah berurusan dengan peradilan.
Kenapa bisa terjadi ?, karena korupsi. Lembaga-lembaga terhormat yang untuk
masuk dan duduk begitu sulit seleksinya, ternyata di tengah perjalanan mereka
tidak melakukan apa yang Allah sebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu tidak Amanah
dalam dalam tugasnya.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam
Ghozali. Imam Ghozali menitipkan kepada kita pilosofi Wudlu, baru wudlu saja
seharusnya orang itu menjadi baik, kalau kita berwudlu dengan sepenuh hati,
kita pahami makna wudlu, betapa dahsyatnya wudlu itu. Bagaimana mungkin kata
Imam Ghozali tangan yang suci karena wudlu mau mengambil yang bukan haknya.
Bagaimana mungkin tangan yang suci karena wudlu mau melakukan
perbuatan-perbuatan dosa. Memark up harga-harga yang harusnya satu juta di buat
tiga juta, itulah yang terjadi di Negara kita. Bagaimana mungkin kaki yang suci
mau melangkah ke tempat maksiat. Itu baru manfaat wudlu apalaghi sholat. Tapi
sekarang kita menyaksikan banyak orang yang tampaknya solat, umroh, bahkan naik
haji berkali-kali, tapi sekarang duduk menjadi pesakitan, terdakwa sidang
pengadilan, mungkin ini yang di sebutkan Rosulullah : Mereka terlihat solat,
tapi sesungguhnya tidak solat, mereka
mungkin terlihat naik haji, tapi sesungguhnya tidak naik haji, dia tidak menghayati
makna solat dan haji.
Kami ingin titipkan apa yang di
sampaikan oleh Imam Syafi’i, kita telah mengetahui yang namanya Al-Qur’an,
firman Allah itu ada 114 surat, tapi kata Imam Syafi’i sungguh luar biasa
seandainya yang di sebut Al-Qur’an itu cukup satu surat, dan surat itu namanya
Al-Ashr, itupun sudah cukup bagi manusia untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia
dan diakherat. Inilah mungkin kilas balik, renungan 60 tahun, Indonesiaku, 60
tahun tanah airku merdeka, kita tidak boleh kehilangan harapan dan putus asa
karena Allah teruskan firmannya tadi ketika Allah berfirman : “Qod
kholat min qoblikum siniina fasiiru fil ardi fandzuruu kaifa kaana aakibatul
mukadziibiin”
Kita
melihat kebelakang sejarah 60 tahun perjalanan republik ini. Jatuh bangunnya suatu kekuasaan itu
suatu penjelasan yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia.
“Haadzaa bayaanu linnaasi wahudawwamau’idzotul lilmuttakiin”
Pelajaran
berharga bagi manusia, merupakan petunjuk ( Mauidzoh ) bagi orang-orang
yang bertakwa, lalu Ayat itu di teruskan:
“Walaa tahinuu walaa tahzanuu waantumul a’launa inkuntum mukminiin”
Kita
di larang oleh Allah untuk berputus asa, kehilangan pengharapan, kehilangan
optimisme, kehilangan masa depan, sesungguhnya kalian umat yang tinggi, tapi
ada syaratnya yaitu sekiranya kalian beriman. Inilah syaratnya komitmen Iman,
hanya orang-orang yang beriman yang melahirkan sifat-sifat yang amanah, dan
Amanah itu merupakan tonggak kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai. Wallahu
‘alam bisshawab
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ
فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ
وَالِّذكْرِ الْحَكِيمِ ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ
السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ، أَقُولُ قَوْلِي هذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيمَ لِي
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ ، وَالْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوهُ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِينَ وَيَا نَجَاةَ
التَّائِبِين، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Jumat Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتًهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
أَمَّا بَعْدُ؛
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَارْضَ عَنْ سَادَاتِنَا أَصْحَابِ رَسُوْلِكَ
صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَي يَوْمِ
الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا
نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ.
اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ
يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ
فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.وَأَقِمِ الصَّلاَةِ!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar