CARA BERINTERAKSI DENGAN AL-QUR’AN
Oleh: H. Marhadi Muhayar, Lc, M.A.
إِنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ
بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى أَيْضًا: يَا أَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ
الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً
سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّا بَعْدُ؛
Jamaah
shalat Jumat rahimakumullah…
Memahami dan mengamalkan al-Qur’an
dalam menjalankan kehidupan sehari-hari bagi umat Islam suatu kewajiban yang
tidak bisa dihindari, jika dia ingin selamat didunia. Sebab al-Qur’an yang
diturunkan melalui Rasulullah merupakan firman Allah yang begitu luas maknanya
yang tersurat maupun tersirat.
Apabila
kita bertanya dimanakah letaknya keindahan, kebesaran, serta keagungan Islam? jawabanya
semua keindahan, semua kebesaran, dan semua keagungan terletak didalam kitabnya
umat Islam yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril yakni
al-Qur’anul karim. Semakin banyak orang memahami, semakin orang mendalami
tentang isi al-Qur’anul karim, maka dia akan semakin merasakan betapa
indahnya keagungan serta kebesaran
daripada al-Qur’an itu. Oleh karena itu, banyak sebagian umat non Islam mereka
selanjutnya masuk ke dalam Islam, karena mereka tahu tentang kandungan, keagungan
serta kebesaran dari pada bacaan ayat-ayat yang terdapat dalam al-Quran, sehingga
para pemikir, tokoh-tokoh yang memeluk pada ajaran Islam, mereka mengatakan : “Segala
puji bagi Allah yang menunjukan kami kepada Islam sebelum kami mengenal kepada
orang Islam” Artinya , seandainya jika
mereka melihat kondisi umat Islam ini, mereka tidak pernah akan menemukan petunjuk
dari Allah swt karena umat Islam di anggap oleh mereka tidak mencerminkan dari
pada isi al-Quran .
Oleh
karena itu, betapa pentingnya kita
mempersiapkan, membangun satu generasi umat yang mengarahkan kepada al-Quran,
karena dari al-Quran ini mereka akan betul-betul mendapatkan satu keyakinan.
Rasulullah saw bersabda “Didiklah, tanamkanlah kepada putra-putrimu untuk
mencintai Al-Qur’an” dalam tiga hal
:
1. Al-Qur’an Hubban, al-Qur’an sebagai Kekasih.
1. Al-Qur’an Hubban, al-Qur’an sebagai Kekasih.
Bagaimana kita menanamkan rasa cinta kepada al-Qur’an?
yang pertama kali adalah mengenalkan al-Qur’an
kepada anak. Maka kenalkanlah al-Qur’an terhadap generasi kita, karena dengan
mengenal al-Qur’an selanjutnya akan mempunyai kecintaan terhadap Al-Qur’an.
Tentunya yang pertama kali kita mengenalkan bahwa al-Qur’an adalah Kalamullah
( firman Allah ). Kalau sudah
firman Allah berarti sifat-sifat Allah, kalau sudah sifat al-Qur’an berarti al-Qur’an
itu kekal, al-Qur’an itu artinya atau terjemahannya tidak akan hancur dan tidak
akan musnah, karena sifat-sifat Allah tersebut yang berarti kekal. Allah swt
berfirman yang artinya “ Sesungguhnya
kami menurunkan al-Qur’an dan kamilah yang akan menjaganya “. Maka jelas
Allah akan menjaga al-Qur’an itu
sendiri baik bacaannya, lafadznya, maupun ejaannya Allahlah yang memelihara, Allah
jaga keasliannya dan kemurniannya tentang keutuhan al-Qur’an. Kecantikan al-Qur’an
secara lafadznya, Allah menjaganya melalui dada orang-orang yang hafal al-Qur’an.
Dalam memelihara al-Qur’an juga Allah menanamkan kesadaran terhadap orang Islam
sehingga mereka berlomba-lomba untuk mencetak al-Qur’an dalam bentuk seindah
mungkin. Hal yang terbiasa bukan hanya orang Islam saja yang mencetak al-Qur’an,
dengan lidah orang kafir pun ikut mencetaknya dengan indah, dimana di Perancis,
di Inggris, Jerman, mereka mencetak al-Qur’an dengan indah dengan tulisan emas
tanpa sedikitpun di kurangi kadar keemasannya dan satu huruf pun tidak ada yang
di kurangi, mereka tidak menyadari kalau sebetulnya mereka juga ikut menjaga
keutuhan akan al-Qur’an tersebut.
Oleh karena
itu al-Qur’an adalah kalamullah, tentu bahasa yang digunakan dalam al-Qur’an di
luar dari pada kemampuan manusia. Ketika al-Qur’an di turunkan, bangsa Arab
yang pintar akan karya sastra, begitu juga karya sastra yang mereka kuasai sehingga
ada beberapa syair-syair yang kita kenal : yaitu syair tujuh orang yang telah
lolos dari pada penyisihan lalu di gantungkan di tembok-tembok ka’bah, kemudian
al-Qur’an datang pada mereka. Ketika mereka melihat, mendengar dan membaca dari
pada isi al-Qur’an, mereka
berkesimpulan, ini bukan bahasa manusia, kalau seorang pengajar dengan syairnya
akan memuaskan pembacanya dan pendengarnya, kalau kita mendengar bahasanya
seorang Filosofis, kita akan puas dengan logika yang mereka pakai, tapi
perasaanya tidak pernah puas, ketika kita membaca syair, perasaan kita puas
tapi logika kita tidak akan puas. Berbeda dengan al-Qur’an, ketika kita membaca
bukan saja perasaan kita yang begitu tersentuh, tetapi logika kita juga ikut
merasa puas, karena al-Qur’an bukan bahasa penyair, bukan bahasa
Filosofis, tapi al-Qur’an adalah kalamullah, tentu kita tidak akan kecewakan
indahnya, nikmatnya perasaan kepuasan ketika membaca al-Qur’an kalau kita tidak
sambil memahami dari pada bacaan dalam al-Qur’an tersebut.
2. Al-Qur’an
Mu'jizatan, al-Qur’an sebagai Mukjizat
Mukjizat yang Allah
berikan kepada Nabi Muhammad Saw, setiap Rasul Allah berikan mukjizat sesuai
dengan rintangan yang Allah berikan kepada mereka. Diantaranya Nabi Musa Allah
berikan mukjizat dengan tongkatnya, Nabi Isa Allah berikan mukjizat dengan bisa
mengobati orang-orang yang sakit yang orang lain tidak bisa mengobatinya serta
Nabi Isa bisa menghidupkan orang mati, tetapi semua apa yang mereka dapatkan,
Allah tidak mewariskannya kepada umat-umat mereka. Tongkat Nabi Musa setelah
Nabi Musa wafat tongkatnyapun di ambil oleh Allah Swt. Nabi Isa sebagai Dokter,
maka ketika Nabi Isa di angkat oleh Allah semua kedokterannya pun di angkat
karena mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi-Nabi hanya bersifat lokal,
bersifat temporal ( sementara ) kecuali mukjizat yang di berikan kepada Nabi
Muhammad Saw selain mukjizat dalam bentuk kauniah sementara, tetapi juga di
berikan mukjizat yang sifatnya lokal, yang tidak akan pernah berubah adalah al-Qur’anul
karim. Ketika Nabi Muhammad menghadap kepada Allah Swt, al-Qur’an tersebut di
wariskan Nabi kepada umatnya. Ini artinya yang memperoleh mukjizat dari Allah bukan
hanya Nabi Muhammad Saw, tetapi semua umatnya pun mendapatkannya yakni al-Qur’anul
karim. Akan tetapi betapa bodohnya kita, betapa lalainya kita, ketika
memperoleh sesuatu yang berharga yang tiada taranya, tetapi kita sia-siakan
dengan hanya memakai hawa nafsu saja tanpa memikirkan akherat kelak. kita menyia-nyiakan al-Qur’an, padahal kita
tahu bahwa al-Quran adalah mukjizat yang apabila kita baca dengan
sungguh-sungguh kita pahami, serta kita peraktekan dan kita amalkan dalam
kehidupan sehari-hari, maka sama dengan memperoleh mukjizat dari Allah Swt.
Seandainya kita termasuk
orang yang Iman melaksanakan al-Qur’an, katakanlah tidak seluruhnya daripada al-Qur’an
kita amalkan, misal hanya satu kata saja, maka kita termasuk orang-orang yang
mendapat petunjuk dari Allah SWT, karena dengan satu kata itu akan tercermiin
semua aktifitas kehidupan kita ke jalan yang diridloi Allah swt.
Firman yang pertama kali
Allah turunkan kepada Nabi Muhammad adalah surat al-Alaq yaitu “Iqra”
yang artinya adalah bacalah, Baca disini bukan hanya membaca yang berupa
tulisan saja, tetapi termasuk juga meneliti, merenungkan dengan melakukan
observasi terhadap keadaan sekarang ini, apakah sesuai dengan apa yang
diharuskan oleh al-Qur’an tersebut atau tidak? apapun kapasitas kita, apakah
sebagai pedagang, apabila mendengar pesan Allah “Iqra” maka dia harus
pandai membaca agar dagangannya lancar dan sukses, tentunya membaca kondisi, membaca
harga, membaca barang yang akan dijual, baik itu jenis produknya, jenis barangnya.
Membaca watak konsumen. Seorang pemimpinpun demikian harus pandai membaca
kondisi rakyatnya, negaranya, kekayaan negaranya, maju mundur negara,
kemiskinan dalam negaranya sebab akibat
yang ditimbulkan. Dengan “Iqra” maka kita akan meraih kesuksesan. Karena
al-Qur’an merupakan mukjizat yang didalamnya berupa cara-cara dalam hidup yang
akan membimbing kita baik dalam usaha sampai masalah ajalnya, dan termasuk
orang yang beruntung tentunya dengan petunjuk al-Qur’an tersebut.
3.
Al-Qur’an hudan, al-Qur’an
sebagai Petunjuk.
Didalam surat al-Baqarah
Allah berfirman yang Artinya : “Bulan Ramadhan yang diturunkan didalamnya al-Qur’an
petunjuk bagi manusia”. Diakui atau tidak bahwa kemajuan yang dicapai umat
manusia sekarang ini ternyata tidak lepas daripada petunjuk al-Qur’an. Kemajuan
teknologi yang dicapai oleh bangsa Amerika tidak lepas daripada isyarat al-Qur’an,
contoh : Dalam surat aL-Mulk Allah menjelaskan “ Apakah mereka tidak
melihat bagaimana burung-burung itu bisa terbang diangkasa, bisa melepaskan
sayapnya”. Padahal kita selaku orang Islam hanya dapat membacanya saja,
tapi yang memperaktekannya justru orang non muslim. Dari ayat-ayat ini
orang-orang non muslim berfikir bagaimana menciptakan sesuatu yang bisa terbang
dengan teknologi tinggi, dan dengan pemikiran yang sangat mendalam, akhirnya
mereka mampu menciptakan suatu pesawat yang bisa terbang, maka terciptalah
pesawat terbang, oleh karena itu kemajuan teknologi dalam aspek kehidupan ini
tidak bisa lepas daripada al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan petunjuk
bagi mereka yang bertakwa. Bagi orang yang bertakwa terdapat tiga Fungsi daripada
al-Qur’an :
1. Petunjuk dalam
masalah keyakinan. Bagaimana seharusnya manusia memahami dan meyakini akan
hakikat keberadaan Allah SWT sebagai Tuhannya, semua tertera dalam al-Qur’an.
2. Petunjuk tentang
syariat dalam agama dan juga tentang persoalan-persoalan hubungan manusia dengan
Allah, serta manusia dengan manusia.
3. Petunjuk masalah
Akhlak. Bagi orang yang beriman yang percaya kepada Allah maka dimanivestasikan
dalam perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam.
Oleh karena itu kita berharap mudah-mudahan putra-putri kita termasuk orang
yang mencintai al-Qur’an. Karena dengan memupuk kecintaan terhadap al-Qur’an,
mereka akan selalu ingin membacanya dan mengamalkannya karena al-Qur’an
merupakan sumber kesuksesan serta kebahagiaan di dunia dan akherat. Mudah-mudahan
Allah SWT selalu memberikan taufik dan hidayahnya kepada kita, dan menanamkan
rasa cinta terhadap al-Qur’anul karim.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ
فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ
وَالِّذكْرِ الْحَكِيمِ ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ
السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ، أَقُولُ قَوْلِي هذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيمَ لِي
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ ، وَالْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوهُ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِينَ وَيَا نَجَاةَ
التَّائِبِين، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Jumat Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتًهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
أَمَّا بَعْدُ؛
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَارْضَ عَنْ سَادَاتِنَا أَصْحَابِ رَسُوْلِكَ
صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَي يَوْمِ
الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا
نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ.
اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ
يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ
فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.وَأَقِمِ الصَّلاَةِ!